
Masyarakat khususnya para wanita diminta lebih waspada saat membeli kosmetik yang dijual di pasar. Sebab bisa jadi kosmetik yang dijual merupakan kosmetik kadaluarsa.
"Pelaku ini mengedarkan barang kosmetik yang sudah kadaluarsa," ucap Direktur Reserse Kriminal Khusus Polda Jabar Kombes Samudi di Mapolda Jabar, Jalan Soekarno Hatta, Kota Bandung, Senin (9/9/2019).
Dalam pelaksanaannya, P mendapat barang-barang kosmetik yang sudah kadaluarsa itu dari berbagai wilayah seperti Bogor. Barang tersebut kemudian dikumpulkan di gudang kawasan Ciparay, Kabupaten Bandung. Agen Bola Terpercaya
Di Ciparay, P memproduksi kosmetik ilegal itu untuk dijual kembali. P menghapus label kadaluarsa dan mengganti yang baru dia buat sendiri. Dalam pelaksanaannya, P dibantu oleh empat orang karyawan yang masing-masing digaji Rp 2-3 juta per bulan. Agen Poker Indonesia Terbesar
"Barang ini sudah tidak layak digunakan, tapi tetap diedarkan dengan cara menghapus dan mengganti barcode. Ini kita akan terus cari kemungkinan barang-barang atau obat dan kosmetik yang sudah kadaluarsa tapi masih dijual beli," tuturnya.
PART II
P mampu menghasilkan 3.000 pcs kosmetik kadaluarsa yang sudah diubah. Kosmetik tersebut lantas dijual dan diedarkan baik oleh sendiri maupun di distribusi ke kota lain. "Dalam seminggu, dia bisa mendapat Rp 5-10 juta," kata Samudi.
P juga turut menjual sendiri kosmetik kadaluarsanya itu. Dia memanfaatkan even-even keramaian untuk memasarkan seperti lapak pedagang kaki lima.
Oleh karena itu, pihaknya akan mencari barang-barang lain yang sudah dijual yang diedarkan di pasaran.
"Keterangan pelaku siapa saja yang sudah membeli akan kita cari. Misal dijual ke pasar kita ambil dan jelaskan ke pembeli barang yang dijual tidak layak dijual," kata dia.
Polisi mengimbau masyarakat untuk lebih waspada dalam membeli kosmetik di pasaran. Terlebih dengan tawaran menarik obral dan harga yang jauh dari toko.
"Jadi saya imbau ke masyarakat terutama ibu-ibu yang biasa gunakan kosmetik lebih hati-hati lagi. Kalau ada yang jual dengan harga murah, harus waspada," ucap Samudi.
0 Komentar